Anita tidak membalas
sms terakhirku, dia malah langsung menelfon, aku kebingungan menjawabnya karena
bisa saja dia kenal dengan suaraku dan kedokku ketahuan. Akhirnya aku
membiarkan telfonnya berlalu, dadaku berdebar-debar, tak kukira dia akan
menelfon.
berkali-kali dia
menelfon tapi di selingin dengan sms, dia mencoba memohon padaku agar
menjelaskan apa maksud smsku. tapi tak kubalas lagi.
sehari telah berlalu
sejak aku mulai menerornya, beberapa kali dia masih mencoba menghubungiku tapi
aku tidak meresponnya sama sekali, dia mengirimkan sms, tidak aku balas karena
aku bingung mau membalas apa.
hari ini, aku mulai
sms dia lagi. dengan strategi baru.aku : tak usah
khawatir, aku akan tetap menjaga rahasia ini, tenang saja.Anita : hei, saya
mohon maaf, maksud kamu apa? saya tidak mengerti.aku : sudah kubilang,
aku punya rekamanmu. di gambar itu kamu klihatn menggairahkan sekali, berbeda
dengan sosok wanita muslim yang selama ini kukenal.
ops, aq tidak sadar
menuliskan sms begitu. kusumpahi diriku, bisa saja dia menerka-nerka dan
mencurigaiku, karna akus ering bertemu dengan anita.
Anita : bagaimana
kalau kita ketemu saja? tolong jawab telfon saya, saya mau bicara sama km!aku : kamu mau
bertemu? boleh saja, saya akan membantumu mencapai surga dunia, nonton film
biru berdua itu lebih enak.Anita : KURANG AJAR
KAMU.aku : terserah kamu,
tapi kamu sendiri pasti sudah lama tidak menikmati tubuh lelaki.Anita : tolong,
bicaralah dengan jelas. aku sudah punya suami.aku : tapi suamimu
tidak bisa lagi menyentuh mem*k mu kan?Anita : apa?
sebenarnya kamu ini siapa?aku : aku ini
malaikatmu, ingin mengeluarkanmu dari siksaan batin, hingga kau tak usah
tersiksa lagi bermasturbasi di tengah malam.Anita : bejat kamu.
kita perlu ketemu!
aku kebingungan,
apakah harus kutemui dia? jika dia tahu siapa yang menerornya, dia pasti marah
dan kecewa padaku, aku bisa terancam. tapi dia tak mungkin berani, toh
rekamannya ada padaku, aku bisa mengancam dia.
***
aku mengambil
inisiatif lain. aku aktifkan kembali kartu sim ku yang asli dan keluar dari
rumah.
kuketuk pintu rumah
Anita, tak ada sahutan. aku bersabar dan tetap berusaha mengetuk pintu dan
memberi salam. akhirnya dia datang membukakan pintu dan menyapaku. dia tetap
biasa saja, berpenampilan sebagaimana mestinya, jilbabnya tidak lepas dan
memakai baju terusan yang halus, tonjolan dadanya sedikit saja yang membusung,
mungkin dia melapis bajunya. tadi dia mengenakan pakaian seksi dan mendobel
pakaiannya dengan long dres ini agar lebih cepat menyambutku.
aku dipersilahkan
masuk, aku menyampaikan maksudku bahwa di rumah aku sedang suntuk, bingung mau
ngapain dan datang kesini untuk ngobrol. kutanya apakah dia sibuk atau tidak,
ternyata sudah tidak, pekerjaan rumahnya telas selesai.
mungkin saat aku
menerornya tadi, dia sambil mengerjakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. aku
bercerita banyak tentangnya, tentang pacarku, kuminta penilaiannya padanya dan
berbagai obrolan lain.
"asal kalian
sama-sama suka dan saling menyayangi. jika sudah saling sayang, hubungan kalian
pasti kuat. godaan apapun yang akan datang, kalian pasti akan bisa
melewatinya", Anita memberikan saran padaku.
aku memintanya
menceritakan pengelamannya juga, yaaa sebagai bahan cerita kataku, padahal cuma
alasan doang agar aku bisa tau cerita-cerita pribadi dia. aku memintanya untuk
menceritakan hubungannya dengan suaminya.
dia mungkin agak
curiga kenapa aku ngotot banyak bertanya tentang suaminya, namun aku
cepat-cepat menukar giliran, aku kembali yang bercerita dan setelah itu,
kutanyakan padanya, kenapa dia jarang keluar rumah lagi bersama suaminya?
apakah ada masalah?, tanyaku.
dia menceritakan
tentang cedera yang dialami suaminya, saat ini suaminya bisa dikatakan lumpuh,
tak banyak yang bisa dikerjakannya selain di kamar. mungkin sekali-kali saja
dia keluar kamar dan berkeliling di dalam rumah. dia terus bercerita bahwa dia
menyayangi suaminya, walaupun dia tak bisa meminta banyak dari suaminya dia
tetap melayaninya dengan baik. Kubayangkan lagi kejadia malam-malam ketika
Anita bergelut dengan dirinya sendiri, saat dia butuh kekuatan seorang suami
untuk "mengerjainya" hingga puas.
aku mulai merasa malu
mendengar ceritanya, dia sangat sayang pada suaminya, dia sangat setiap
padanya, walaupun kebutuhan seksnya tinggi, dia tetap merawat suaminya dengan
baik. mungkin inilah alasan kenapa dia jarang keluar rumah, mungkin dia takut
tergoda oleh pesona lelaki yang akan membuyarkan cintanya pada sang suami
tercinta. Aku? aku mungkin bisa diterima karena aku dianggap lebih muda
olehnya, mungkin dia menganggapku sebagai seorang adik saja.
akhirnya aku mohon
pamit, niatku melihat kondisinya saat dia menerima sms teror dariku tidak lagi
kuperhatikan, dia memang seperti tidak mendapatkan ancaman, wajahnya tetap
tenang, dan auranya tetap juga sayu. dia manis sekali.
***
beberapa hari berlalu,
aku tidak menerorka lagi, aku masih kasihan padanya yang terus menjaga
kesuciannya dan cintanya pada suaminya.
namun, setelah 2
minggu berlalu, tak sengaja lagi aku dapati dia begadang, tidak seperti
biasanya, malam ini lebih larut. jam 3 subuh. malam itu tak ada celah untuk
mengintipnya, dan memang dia merubah posisi ruangan. aku hanya bisa mendengan
desahan halusnya, suaranya kecil sekali, namun jika diperhatikan terdengar juga
lenguhannya. Ouhhhhhh, ahhhhh tuhannnnn, ouhhhhh !!!
aku tepat pada
waktunya, dia sedang tinggi-tingginya. Akhhhhh !!!, dia agak sedikit berteriak,
mungkin memang berteriak tapi aku yg mendengarnya samar. Akhhhhhh AKHHHHH...
uhhhhh.... suaranya mulai agak keras. Ouhhhh iyaaaahhhh, hemmmppphhhhh.
aku cepat-cepat pulang
ke rumah. kuaktifkan kartu sim terorisku dan segera melancarkan aksiku.
kuaktifkan handycam dan memutar balik aksinya yang berhasil kurekam dl. aku
mengelus buru*gku sendiri sambil mengetik sms.
aku : kamu butuh
bantuan malam ini?anita tak menjawab.
tak ada jawaban. aku tersiksa sekali menunggu smsnya.
keesokan paginya, dia
baru membalas sms ku : KURANG AJAR!!!mungkin dia langsung
tertidur pulas setelah masturbasinya yang tertangkap olehku.
aku : semalam kamu
banjir berapa kali? sepertinya nikmat sekali yah?Anita : kalau kamu
memang laki-laki, tolong temui saya di ....dia menyebutkan tempat
dimana kami harus bertemu. tapi aku tidak datang. aku masih ragu bagaimana
harus bertemu dengannya.
***suatu hari aku datang
lagi bertamu ke rumahnya. aku kembali meminta saran padanya. "Aku suka
pada wanita lain", kataku. dia kebingungan mau menjawab bagaimana. sebelum
dia menjawab, aku sudah bertanya padanya. "menurut mba, kalau aku suka
pada wanita yang lebih tua itu bagaimana?".
"Tidak ada
masalah, umur bukan halangan, win. trus kamu tidak suka lagi pada pacarmu yang
sekarang? kenapa?". Dia mulai bersemangat, mungkin dia memang butuh teman
cerita."Aku suka sama
pacarku, cuma rasanya aku tergoda dengan perempuan yang satu ini, mba"."hehehe, kamu
laki-laki yang gampang tergoda ya? wah bahaya itu"."Ahhh, mba Nita
ngawur. mungkin aku lebih suka perempuan yang lebih dewasa, pacarku kan terlalu
manja"."Hehehe, gak
apa-apa sih, selama itu memang pilihan terbaik kamu, cuma kamu bisa nyakitin
perasaan pacar kamu, jadi kamu jangan egois dong, kamu punya tanggung jawab
terhadap perasaan dia". dia tersenyum lembut. ahhh damai melihat dirinya
seperti ini.
aku sangat tergoda
padanya, beberapa kali aku terus bertamu di rumahnya, dia tidak heran, memang
betul dia suka ada temen ngobrol di rumah, soalnya dia jarang keluar rumah,
kecuali memang mendesak. hari ini saat aku datang padanya, aku meminta saran
bagaimana mengatakan bahwa aku suka pada perempuan yang umurnya lebih tua itu.
"yaa, mungkin
kamu katakan saja, dengan suasana romantis atau sesuai kreativitasmu deh,
hehehe". dia mulai terlihat bebas tertawa lebih riang di depanku, mungkin
karena sudah terbiasa ngobrol. sesekali dia meninggalkanku karena harus
memperhatikan suaminya.
"Masalahnya mba,
saya ngerasa malu ungkapin perasaan saya ke perempuan yang lebih tua"."kenapa harus
malu? kamu kan laki-laki, tunjukin keberanian kamu dong, biar dia tau kamu
bertanggung jawab". Katanya.
"Iya, cuma tidak
biasa saja, orang-orang kan nembaknya cewek yang lebih muda, jadi lebih
gampang. Kayaknya perempuan dewasa memang susah diraih".
"Iya dong, kamu
perlu dewasa juga".
"menurut mba
gimana?".
"Kamu cukup
dewasa sih, kamu enak diajak ngobrol, nyambung dan cerdas, cuma perlu
keberanian aj, apalagi wajahmu ganteng loh". Ahhhh aku suka skali
kata-katanya ini, Anita seperti cewek muda yang genit, masih masa
nakal-nakalnya dulu. Aku mulai mendapatkan jalan yang bagus ne.
"Ah, mba Nita
bisa aja. nah kalau misalnya gini, mba Nita di posisi cewek yang disuka sama
cowok yang lebih muda, sikap mba Nita gimana coba?".
"Hehehe, kok jadi
mba sih. masa begitunya udah lewat".
"Iya, tapi kan
bisa dibayangkan. mba Nita sukanya cowok yang kayak gimana?".
"emmm kayak
gimana yah? .... dia harus bertanggung jawab, berani dan menghargai orang lain
termasuk pasangannya".
"maksudku secara
fisik gimana? trus kalau ditembak, kira-kira pengennya kayak gimana?".
"Yaaa kalau fisik
sih yaa kalau boleh yang ganteng, tapi gak juga gpp, yang jelas sikapnya
baik... trus kalau nembaknya yaaa yang romantis... hehehe", sisi lain dari
mba Nita mulai kelihatan, dia lebih manis dan kesan keibuannya tidak nampak,
dia seperti mahasiswi2 di kampusku, nakal dan centil. dia mulai merasa bebas
ngomong mungkin.
"Yaaa yang
romantis itu bagaimana mba Nita? apakah dia datang ke mba nita, duduk di
samping kayak gini (aku mempraktekkannya, duduk di sampingnya, Nita cuma
tersenyum dan merespon ramah, kamu seperti anak umur belasan saja). trus dia
bilang cinta ke mba?".
"Yaaa itu boleh
juga, cuma kurang romantis".
"Trus baiknya
gimana dong". Aku coba memaksanya.
dia mulai menceritakan
imajinasi romantisnya.
Yaaa awalnya kita
jalan-jalan ke suatu tempat yang memang romantis, di daerh bukit misalnya, trus
kita duduk berdua di bukit itu smbil ngobrol yang lucu-lucu.
"sambil
cubit-cubitan atau melempar rumput ke wajah", kataku.
"Iyaa, pokoknya
senang, sampai kita diam trus melihat pemandangan".
"Nita kamu lihat
pemandangannya indah, mirip seperti dirimu". kataku, tubuhku mulai
kudekatkan padanya, tapi dia agak risih. "pacarannya blum bisa
sentuh-sentuh dong, hehehe". Katanya padaku saat kusentuhkan tubuhku
padanya. dia makin manis, aku mulai bisa mengangap dia seumuran denganku.
"trus si cowok
bercerita tentang hal-hal yang indah, tentang masa depan, dan pelan-pelan muji
aku, hehehe".
"Iyaa, wajahmu
indah nita, mataku segar melihatnya, aku senang kamu bisa riang seperti
ini". kataku, aku makin percaya diri>
"hehe,
trus?".
aku kebingungan dia
bilang begitu "Andai kita bisa bersatu, aku sangat bersyukur, aku bisa
mengorbankan diriku untuk kebahagiaanmu". aku beralih ke depannya,
berlutut dan memegang tangannya, dia kaget atas sikapku. "maafkan aku jika
membuat kamu merasa lain, biarkan bukit ini menjadi saksi, duduklah di
sampingku", kutarik tangannya dengan lembut dan kudukkan di laintai
berkarpet tebal, kami duduk bersampingan diantara sofa dan meja sekarang. kugenggam
tangannya erat-erat. dia mengikuti begitu saja, pasrah. raut wajahnya seperti
kebingungan harus berbuat apa. tak kuberi dia kesempatak untuk berfikir jernih.
"Nita, aku ingin
memelukmu dengan perasaan cinta, penuh kasih sayang. entah apa yang mendorongku
berkata seperti ini, tapi kau sendiri yang memupuk perasaan cinta ini,
Nita", tanganku mulai melingkar di pundaknya, tubuhku makin erat.
"emmm", Nita
kebingungan.
"bagaimana aku
harus mencintaimu Nita? aku ingin kita hidup bersama dan bahagia, saling merasa
dan saling memberikan kesenangan". aku mengelus pundaknya, tanganku yg
satu tetap menggenggam tangannya.
"Nita, izinkan
aku mengajakmu terbang di atas bukit ini". dan bibirku melayang ke
wajahnya, kucium pipinya pertama, namun dia sendiri yang mencari bibirku.
Akhirnya kami berpagutan. Nita menutup mata.
bibirnya yang kecil
berisi lebih agresif dariku, namun kubiarkan, aku mengikuti saja, tanganku yang
nakal kesana kemari, pakaiannya yang berlapis-lapis menggangguku, apagi dia
mengenakan baju panjang jadi susah kuselipkan tanganku ke dalam. namun remasan
ke dadanya dari luar saja membuatnya seperti gila, dia memegang tanganku yang
sedang meremas payudaranya. dia meremas tanganku dengan keras.
Ciumannya makin gila,
lihat kami ikut serta, dia tak membuka mata. tanganku meremas dadanya sambil
menahan beban badan di punggungnya, kudorong dia dengan pelan hingga kami
terbaring di atas karpet, kami tak bisa bergerak banyak karena dibatasi oleh
kursi dan meja, namun begitu saja sudah sangat cukup.
Kutarik jilbabnya,
lalu ciumanku turun ke lehernya yang putih jenjang. Ouhhh betapa indahnya.
mulutnya menganga, bibirnya merah merekah smbil mendesah. tangannya meremas
pantatku dan menekannya sehingga tubuhnya makin tertekan...
Oughhhhh,,,
ahhhhhhhh.. terusinnnnn.... Nita betul-betul menikmati, aku makin buas
menjilati lehernya, sesekali kugigit pelan hingga dia menggelinjang. saat
lidahku berjalan naik ke telingannya dia menahan dan mendorong kepalaku ke
bawah... owwwhhhhh,, jilattttinnn terusshhhhh pantatnya bergoyang dan tangannya
makin menekan pantatku.
dari atas, kuselipkan
tanganku ke dalam bajunya, aku sempat bingung karena bajunya berlapis tiga,
baju paling luar, di dalamnya ada baju kaos dan di dalamnya ada baju tidur yang
tipis, tanpa bra. dan aku menemukannya. walaupun aku tak melihat payudaranya,
aku bisa tau ukurannya 34b, tak pernah kukira dia punya payudara luar biasa
seperti ini, tegang dan lembut. dari leher, bibirku mulain turun, saat aku
kesulitan menjilati dadanya lebih kebawah, tangannya membantu dengan menarik V
bajunya sengingga kancingnya lepas dan robek. Kugapai payudara yang satunya
dengan beringas, tak sempat kunikmati dengan mata. Kukulum begitu saja,
putingnya kupilin dengan bibirku, ujung putingnya kujilati di dalam mulut.
Ouchhhhhhh........
Akhhhhhhh............
Uhhhhhh Iyaaahhhh,,,, ouhh sayangggg... uuu dahhhh laaa mahhhhh,,
AAAUUKKHHHHH........ OOOOOushhhhhhh, dia berteriak sambil menekan pantatku
sangat kuat, aku mebantunya dengan menekan selangkangannya, tangan Nita naik ke
kepalaku dan menariknya, dia menciumku dengan beringas, bibirku sakit
digigitnya tapi aku pasrah saja, aku menikmatinya, ini permainan yang hot, sofa
yang berat ini berseger sedikit, meja sudah jauh dari kami.
Oughhhhhhhhh,,,
emmphhhhhh.. ouhhhhh... ia melenguh panjang, melepaskan seluruh nafasnya yg
tertahan saat memeluk leherku dengan erat. Dia terlah terbang bersamaku, aku
memeluknya sambil mencium lehernya. Kucium dengan penuh cinta, kuhafal
baik-baik aroma rambut dan lehernya, entah masih adakah kesempatal lain terbang
ke langin bersama anita.
Aku mulai lagi,
mencium bibirnya, kami bertarung lagi. entah dia keenakan sehingga belum sadar
apa yang kami lakukan, aku berusaha mencapai orgasme ku juga, kugesekkan
kont*lku yang masih di sarangnya di selangkangan anita, kuhisap dengan beringas
dadanya, dia menggeliat seperti cacing kepanasan, tangannya tiba-tiba sudah
sampai di dalam celanaku, mengelus kont*lku, dia berusaha membuka celana jeans
yang kukenakan.
Aku makin gila
mengulum putingnya, kuremas pantatnya. Namun saat kancing jeansku terlepas,
belum sempat dia menarik ke bawah, seorang anak datang dengan ucapan assalamu
alaikum di depan pintu. Anaknya datang!