Padahal mama hari ini jadwalnya tennis. Untuk menghilangkan penasaranku
segera kumasuki rumah. Ternyata di ruang tamu ada mama yang sedang
berbincang dengan tamunya. Mama masih menggunakan pakaian olah raganya,
sedangkan tamu itu masih berpakaian kerja dan berdasi.
“Sudah pulang sekolahnya ya sayang” Tanya mama padaku.
“Oh iya, ini perkenalkan om Ari relasi bisnis papamu, kebetulan pulang
tennis tadi ketemu, jadi mama diantar pulang sekalian”. Kami saling
berjabat tangan untuk berkenalan. Mereka kutinggalkan masuk kekamarku
untuk berganti baju seragam sekolah.
Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakakku perempuan melanjutkan
sekolah SMU-nya di kota “M” dan tingalnya indekost disana. Alasannya
karena mutu sekolahnya lebih baik dari yang ada dikotaku ( padahal
daripada tidak naik kelas dan jadi satu kelas denganku ). Jadi tinggal
aku sendirian yg menemani mamaku, karena papa sering pergi ke luar kota
untuk melakukan kegiatan bisnisnya.
“Indra, tolong kesini sebentar sayang.” tiba-tiba terdengar suara mama
memanggilku. “Ya ma !” aku segera beranjak untuk menemui mama di ruang
tamu.
“Om Ari mau minta tolong di belikan rokok ke warung sayang” pinta mama.
Aku segera mengambil uang dan beranjak pergi ke warung untuk beli rokok.
Sepulangnya dari warung tidak kutemui mama maupun om Ari di ruang tamu,
padahal mobil om Ari masih parkir di depan rumah. Rokok kuletakkan di
meja tamu lalu kutinggalkan kembali ke kamarku.
Melewati kamar mama nampak pintu sedikit terbuka. Dengan rasa penasaran
kuintip melalui celah pintu yang terbuka tadi. Didalam kamar nampak
pemandangan yang membuat jantungku berdegup kencang dan membuatku sering
menelan ludah. Nampak mama yang telanjang bulat tidur di atas ranjang
dengan om ari menindih dan mengulum payudara mama tanpa menggunakan
celana lagi. Dengan gerakan teratur naik turun menyetubuhi mamaku.
Sambil mengerang dan meggeleng ke kiri dan kekanan, nampak mamaku
menikmati puncak dari birahinya. Tak lama kemudian nampak om Ari
mengejang dan rubuh diatas pelukan mama. Mungkin sudah mengalami
orgasme. Tanpa sengaja dengan wajah kelelahan mama melihat kearah pintu
tempat aku mengintip dan mebiarkan aku berlalu untuk kembali ke kamarku.
Sesampainya di dalam kamar pikiranku berkecamuk membayangkan pemandangan
yang baru kulihat tadi. Takterasa tanganku melakukan aktifitas di
penisku hingga mengeluarkan cairan yang membuatku merasakan kenikmatan
sampai aku tertidur dengan pulas.
Malam harinya aku belajar untuk persiapan ujian besok pagi. Tiba tiba pintu kamar terbuka.
“Sedang belajar ya sayang” nampak mama masuk kekamarku menggunakan daster tidur.
“Iya ma, untuk persiapan ujian besok pagi” mamaku duduk di ranjangku yang letaknya dibelakang meja belajarku.
“Kamu marah sama mama ya ?” tiba tiba mama memecahkan keheningan.
“Kenapa harus marah ma ?” tanyaku heran.
“Karena kamu sudah melihat apa yang mama lakukan dengan om ari siang tadi”.
“Enggak ma, memangnya om Ari telah menyakiti mama ?” aku balik bertanya.
“Enggak, malah om Ari telah memberikan apa yang selama ini tidak mama
dapatkan dari papamu. Papamu kan sering keluar kota, bahkan mama dengar
papamu punya istri muda lagi.”
“Kenapa mama diam saja ?” tayaku.
“Yang penting bagi mama segala keperluan kita terpenuhi, mama tidak akan mempermasalahkan itu.”
“Kamu mau membantu mama sayang ?” tiba tiba mama memelukku dari
belakang. Dapat kurasakan payudaranya yang ukurannya sedang menempel di
punggungku.
“Menolong apa ma ?” jawabku dengan suara bergetar dan sesekali menelan ludah.
“Memberikan apa yang selama ini tidak mama dapatkan dari papamu.”
“Tapi, aku kan anakmu?”
“Kamu kan laki-laki juga, jadi kalau kita sedang melakukannya jangan
berpikir kalau kita ini adalah ibu dan anak.” sambil berkata begitu tiba
tiba mamaku sudah memegang batang penisku yang sudah menegang dari
tadi.
“Wow, ternyata punyamu besar juga ya” goda mamaku, aku jadi tersipu malu.
Tiba tiba mamaku mengeluarkan penisku dari celana pendek yang kupakai,
kepalanya mendekati penisku dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Sambil
mengocok ngocok dan memainkan lidahnya di ujung penisku. Kurasakan
kenikmatan yang belum pernah kurasakan, tiba tiba “crot…crot. .” keluar
cairan kenikmatan yang langsung ditampung mulut mama.
“Yah, sudah keluar deh, padahal mama belum kebagian” kata mamaku sambil
menelan cairan sperma yang ada dalam mulutnya. Aku jadi malu sendiri,
maklum yang pertama kali kulakukan.
“Pindah ke ranjang yuk” ajak mamaku sambil berdiri menuju ranjangku. Aku
ngikut aja bagai kerbau yang dicocok hidungnya. Mamaku tidur terlentang
diatas ranjang masih menggunakan dasternya. Ketika kakinya diangkat
agak ditekuk tampak mem*k mamaku yang dikelilingi bulu halus itu
terbuka. Ternyata mamaku tidak memakai celana dalam dibalik dasternya.
Membuat dadaku jadi berdebar debar melihat pemandangan yang indah itu.
“Ayo kesini!” kata mamaku sambil menarik turun celana kolor yang aku
pakai. Dasar si kecilku nggak bisa melihat barang aneh, langsung
terbangun lagi.
“Nah, itu sudah bangun lagi.” seru mamaku. Kudekati bagian pangkal paha
mamaku, tercium olehku aroma yang keluar dari mem*k mamaku yang membuaku
makin terangsang. Sambil perlahan kusibak belahan lobang kenikmatan
yang didalamnya berwarna merah jambu itu. Kujilat cairan yang keluar
dari dalamnya, nikmat rasanya.
“Teruskan indra, jilati bagian itu” lenguh mamaku yang merasakan
kenikmatan. Kujilat dan terus kuhisap cairan yang keluar sampai tak
bersisa. Setelah sekian lama bermain didaerah vagina mamaku, kuangkat
kepalaku dari jepitan paha mamaku. Kulihat mamaku sudah tergolek tanpa
selembar benangpun yang menutupi tubuhnya. Mungkin waktu asyik bermain
dibawah tadi, mamaku mulepaskan daster yang dikenakannya. Kubuka kaos
yang sedang kupakai, sehingga kami sama-sama dalam keadaan telanjang
bulat. Kudekati tubuh mamaku sambil perlahan lahan kutindih sambil
menghujani ciuman ke bibir mamaku. Kami berciuman sambil memainkan
payudara mamaku, kuremas remas dan kupuntir puting payudara yang dulu
menjadi sumber makananku pada waktu masih bayi. Tangan mamaku sudah
memegang batang penisku dan dibimbingnya kearah lobang kenikmatannya
yang sudah basah.
“Tekan sayang…” pinta mamaku. Dengan ragu-ragu kutekan penisku dan bless
menancap masuk ke lobang vagina mamaku yang sudah licin.
Oh..nikmatnya, sambil kutarik keluar masuk kedalam lobang kenikmatan
itu. Desahan napas mamaku semakin membuat aku terpacu untuk mempercepat
irama pemompaan batang penisku kedalam lobang kenikmatan mamaku. Tak
lama kemudian…
“Oh, aku sudah sampai sayang, kamu benar benar hebat”.
Terasa lobang kenikmatan mamaku bertambah basah oleh cairan yang keluar
dari dalam dan menimbulkan bunyi yang khas seirama keluar masuknya
batang penisku. Tiba-tiba mama mencabut batang penisku, padahal sedang
keras-kerasnya.
“Sebentar ya sayang, biar ku lap dulu lobangya, sambil kita rubah posisi.”
Disuruhya aku telentang dengan batang penis yang tegak hampir menyentuh
pusarku. Mamaku jongkok tepat diatas batang penisku. Sambil membimbing
batang penisku memasuki lobang kenikmatan yang sudah mongering karena di
lap dengan ujung kain daster, ditekannya pantat mamaku hingga bless,
kembali si kecilku memasuki goa kenikmatan mamaku, meskipun agak seret
tapi rasanya lebih enak, sambil perlahan lahan diangkatnya naik turun
pantat mamaku, yang membuat aku jadi tambah merem melek. Lama kelamaan
jadi tambah licin dan membuat semakin lancarnya batang penisku untuk
keluar masuk. Semakin cepat irama naik turunya pantat mamaku, tiba tiba
tanganya mencengkeram kuat dadaku dan…
“Aku sudah sampai lagi sayang” desah mamaku. Tubuhnya melemah dan
menghentikan irama naik turun pantatnya. Tubuhnya mengelosor telentang
disampingku, dan membiarkan batang penisku masih tegak berdiri. ” Aku
sudah tidak sanggup lagi sayang, terseah mau kamu apain saja ” kata
mamaku pelan. Aku hadapkan mamaku kekiri, sambil kuangkat kaki kanannya
hingga nampak tonjolan lobang vaginanya mulai terbuka. Kumasukkan batang
penisku lewat belakang sambil perlahan lahan ku pompa keluar masuk
kedalamnya. Irama pemompaanku makin lama makin kupercepat sampai
akhirnya tubuhku mengejang hendak mengeluarkan peluru cairan dari lobang
penisku, dan crot…crot…crot muntahlah lahar dari lobang penisku.
Bersamaan dengan itu mamaku mengerang lemah ” Oh sayang, aku keluar lagi
“. Batang peniskupun melemah, dan keluar dengan sendirinya dari lobang
petualangan. Kamipun tertidur pulas dalam keadan telanjang bulat sambil
berpelukan ( kaya telletubis aja ).
Pagi harinya aku terbangun dengan keadaan segar, mamaku sudah tidak ada
disampingku. Ku ambil handuk dan kulilitkan menutupi kemaluanku menuju
ke kamar mandi. Di ruang makan aku berpapasan dengan mama yang sudah
segar bugar habis mandi. Kudekati mamaku dan kucium pipinya dengan
mesra, aroma sabun mandi tercium dari tubuh mamaku. ” Semalam kamu hebat
sayang, untuk itu mama siapkan telor setengah matang dan susu hangat
untuk memulihkan lagi staminamu ” bisik mamaku lembut. Sambil duduk
dengan hanya dililit oleh handuk kuminum susu hangat dan kumakan dua
butir telur setengah matang dengan kububuhi merica bubuk dan garam.
Mamaku mendampingiku berdiri disampingku, karena tercium aroma segar
sabun mandi membuat birahiku jadi naik. Perlahan lahan batang penisku
berdiri menyibak lilitan handuk yang menutupinya. Mamaku terseyum
melihat kejadian itu, sambil dipegangnya batang penisku berbisik ” Nanti
siang aja sepulang kamu dari sekolah kita lakukan lagi “. Dengan kecewa
aku beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap siap ujian semester di
hari terakhir. Tak sabar rasanya untuk segera menyelesaikan ujian hari
ini, agar bisa berpetualang penuh kenikmatan