Selama kegiatan berlangsung, sering kulihat Nani diam-diam memperhatikan aku tetapi kalau aku tengok dia membuang muka.
Tubuhnya tidak terlalu tinggi tapi masih kencang dan dari
obrolan-obrolan saat istirahat aku tahu dia sudah menikah dan punya 2
anak perempuan.
Saat istirahat makan siang, Nani menghampiriku dan dia langsung bertanya
nama lengkapku. Ketika ku sebut namaku, langsung dia berkata “ Kamu kan
pacarnya Tuti waktu di SMP kan ?”. Aku kaget, kenapa dia tahu dan
ternyata baru terungkap bahwa Nani ini sebenarnya sesekolah denganku
saat SMP, seangkatan tetapi beda kelas dan aku pada waktu itu tidak
kenal dekat dengannya.
Mulai dari situ, aku sering dekat dengan Nani, ngobrol masa-masa sekolah
dulu dan pada malam menjelang penutupan pelatihan, aku ajak dia untuk
ngobrol terpisah dari teman-teman. Dari obrolan berdua itu aku dapat
menyimpulkan bahwa Nani kurang bahagia dengan suaminya, saat dia
bercerita tentang kondisi keluarganya, dia sempat menangis.
Ku peluk tubuhnya dan dia sandarkan dadanya ke dadaku. Ku belai
rambutnya dengan lembut dan entah setan dari mana yang masuk, perlahan
ku angkat dagunya lalu ku tatap matanya. Nani memejamkan matanya
sehingga akhirnya bibirku mengecup bibirnya. Dari kecupan berubah jadi
ciuman karena Nani menyambut lidahku sehingga kami terlibat dalam ciuman
yang panas.
Nani tidak menolak saat ku remas lembut dadanya bahkan tangannya malah menekan belakang leherku saat ku ciumi lehernya.
Desah nafasnya memburu disertai dengan rintihan dan perlahan ku belai pahanya … Nani sama sekali tidak menolak.
Akhirnya “insiden mesra” itu terputus karena Panitia sudah memanggil kembali seluruh peserta untuk kumpul di ruang pelatihan.
Di ruang pelatihan kami jadi duduk berdua dan sesekali tanganku meremas tangannya dan Nani hanya senyum kalau aku lakukan itu.
Keesokan harinya usai penutupan, aku janjian untuk bertemu dan karena di
rumahku sedang kosong, aku tawari dia untuk datang ke rumahku dan Nani
setuju. Asyik dah ……
Hari yang disepakati tiba, istri dan anak-anakku sedang pergi berwisata
ke Jogja selama seminggu, otomatis di rumah hanya aku sendiri.
Jam 10 bel rumahku berbunyi dan ketika ku buka pintu ruang tamu, Nani
sudah berdiri di hadapanku. Segera ku suruh dia masuk, ku kunci gerbang
dan pintu ruang tamu lalu segera aku peluk tubuhnya dan kami terlibat
dalam ciuman yang panjang dan panas.
Tanganku dengan bebas bergerak meraba dan meremas dadanya, pantatnya dan
Nani membalas pula dengan meremas dadaku. Sayangnya dia pakai celana
jeans sehingga aku tidak bisa meraba kulit pahanya.
Ciuman panas ku hentikan lalu ku ajak dia ke kamarku. Ku suruh dia utuk
membuka bajunya dan kusodorkan T shirtku. Dia buka kemeja dan celana
jeansnya dan kusuruh dia untuk membuka bh-nya sekalian.
Saat dia hanya tinggal bercelana dalam, kembali aku peluk tubuh setengah
bugilnya dan kuciumi kembali dia dengan lebih bebas. Nani membalas
ciumanku tak kalah panasnya lalu ku rebahkan dia di tempat tidur.
Kami bergelut dengan penuh nafsu dan lidahku bermain dengan bebas
menjilati seluruh tubuhnya. Lehernya, puting buah dadanya yang masih
kencang, perutnya yang mulus lalu pahanya yang masih kencang. Nani
mendesah dan merintih tiada henti saat bibir, lidah dan tanganku
bergerak ke setiap sudut tubuhnya. Tapi saat ketika aku akan menarik
cd-nya telepon tiba-tiba berdering sehingga terputus sudah kemesraan
kami. Ku angkat telepon ternyata dari istriku yang mengabari bahwa dia
dan anak-anak baru akan pulang 3 hari lagi.
Nani keluar dari kamar hanya menggunakan t shirt yang ku berikan dan
kemudian dia memelukku. Aku tanyakan apakah dia sudah sarapan, ternyata
belum dan dia ingin makan bersamaku.
Maka ku ajak dia ke dapur dan kami masak berdua sambil sesekali kami
berciuman atau ku colek bongkahan pantatnya yang masih kencang itu.
Kami sarapan di ruang keluarga sabil nonton tv. Mesra banget, seperti
pengantin baru. Kadang ku suapi dia atau sebaliknya dan ketika acara
sarapan selesai, ku ajak dia untuk nonton acara televisi tapi karena
tidak ada acara yang menarik, ku tawari dia untuk nonoton film biru, dia
tidak menolak.
Jadilah kami nonton film biru dan saat film sudah bermain beberapa
waktu, nafsu kami bangkit kembali dan kami kembali berciuman, saling
meraba, saling remas. T-shirt yang tadi dia gunakan tanggal sudah dan
dia hanya menggunakan cd yang transparan begitu juga dengan aku yang
tinggal menggunakan cd yang sudah terasa sempit karena batang kemaluanku
sudah tegak mengeras. Akhirnya aku bopong tubuh Nani ke kamar lalu
kubaringkan di ranjang. Kuciumi kembali senti demi senti tubuhnya dan
tangan Nani akhirnya merogoh celana dalamku dan menggenggam batang
kemaluanku yang sudah mengeras. Aku sudah terangsang sekali lalu
akhirnya ku turunkan celana dalamnya dan kulempar entah kemana. Kini, di
hadapanku tergolek tubuh Nani tanpa sehelai benang menutupi tubuh
mulusnya. Bulu yang tidak begitu lebat yang berada di pangkal pahanya ku
raba dengan tanganku dan kurasakan kelembaban lubangnya …. ku ciumi
perutnya, ku mainkan lidahku terus bergerak ke bawah dan akhirnya
tibalah aku di lubang kemaluannya yang memerah.
“Uuuuhhhhh …. Daaaannnnn …..” lenguh Nani saat lidahku mulai menjilati
bibir kemaluannya dan tangannya menggerumas rambutku. Tubuh Nani
tersentak-sentak karena kenikmatan dan kumainkan terus lidahku di
lubangnya, di clithorisnya sehingga kepala Nani menggeleng ke kiri- ke
kanan karena merasa kenikmatan bahkan pantatnya ikut naik turun.
“Daaaannnn …. Oooohhhh …. Dannnnn …….. ahhhh …..” ceracaunya dan
tanganku pun turut beraksi dengan meremas dadanya serta memainkan puting
dadanya yang sudah terasa mengeras.
“Daaaannnn ….. ayolllaaahhhh …. Oooohhhh … akkkuuuu ggaaaakkkk
kkkkuuuuaaaatttt ……” rintih Nani sambil menarik-narik badanku. Tapi aku
belum mau memulai, ku lepas mulutku dari lubang vaginanya dan ku
sodorkan batang kemaluanku untuk dikulumnya.
Sekarang giliran aku yang terhentak ketika Nani memasukkan batang
kemaluanku ke mulutnya. Hisapan dan permainan lidahnya membuat aku
tersentak nikmat dan ketika ku rasakan cukup lalu ku baringkan tubuhnya.
Kubuka pahanya dengan kakiku dan Nani menatapku dengan sayu ….
“Ni …. Boleh yaa ?” aku Tanya dia saat kepala batang kemaluanku sudah
berada di depan lubang vaginanya. Nani hanya menganggukkan kepalanya dan
perlahan ku tempelkan kepala kemaluanku lalu ku dorong batangku
memasuki lubangnya yang licin dan basah.
“Oooouuuuhhhh …. Daaaannnn ….” rintih Nani ambil mencengkram punggungku saat batang kemaluanku sudah masuk seluruhnya.
Ku ayunkan tubuhku perlahan sehingga batangku bergerak maju mundur di
lubang vaginanya yang masih terasa sempit dan Nani menyambut tiap
hujaman batang kemaluanku dengan mengangkat pinggulnya. Bibirku bermain
melumat bibirnya, menjilati lehernya dan tanganku meremas dada,
pinggang, pantat dan pahanya.
Ayunan pinggulku disambut dengan goyangan pinggulnya sehingga dari mulut kami hanya terdengar desah, rintih kenikmatan.
Saat tubuh kami sudah bermandi peluh dan gerakanku mulai semakin cepat,
tiba tiba Nani membalikkan tubuhku dan dia mengambil posisi WOT.
Nani ayunkan pinggulnya di atas perutku dan terasa sekali mulut rahimnya
menggesek-gesek kepala batang kemaluanku. Ku remas kedua toketnya
sambil kumainkan putingnya …. lalu gerakan Nani semakin liar menggilas
batang kemaluanku dan …… “Ooooohhhh …. Daaaannnnnn” tubuh Nani mengejang
dan kurasakan ada yang hangat menyirami batang kemaluanku.
Saat tubuh Nani ambruk, segera ku lebarkan pahanya, ku tarik kakinya
hingga menyadar di pundakku lalu kembali kuhujamkan batang kemaluanku ke
lubang vaginanya.
Ku terjang dia dengan gerakanku yang keras dan ku gigit gigit buah
betisnya ….. mata Nani kadang membeliak kadang terpejam merasakan
keliaran gerakan dan gigitanku ……. tangannya mencengkram sprei, bantal
dengan gerakan yang tidak menentu …. dan ketika kurasakan bahwa aku akan
segera sampai segera ke tindih tubuhnya … ku percepat gerakanku …….
saat ku benamkan se dalam-dalanya batang kemaluanku …. aku muntahkan
cairan maniku di dasar luang vaginanya. Ku peluk tubuhnya seerat mungkin
dan Nani menggigit bahuku karena ternyata saat aku meledak, dia kembali
mengalami orgasme.
Setelah air maniku sudah keluar semua di lubangnya …. ku kecup bibirnya.
Wajah dan tubuh Nani bersimbah peluh sama dengan tubuhku. Saat akan ku
cabut batang kemaluanku, Nani menahannya dengan kakinya dan dia bisikkan
“ Biar Dan … biar lepas sendiri …. Nikmat sekali kontolmu, Yang “
katanya sambil mengecup bibirku. Kami berciuman dan akhirnya batang
kemaluanku yang sudah mengecil terlepas dengan sendirinya. Aku berbaring
dan Nani membaringkan kepalanya di dadaku. Kupeluk tubuhnya dan dia
memelukku.
Kami sempat tertidur kelelahan dan ketika aku terbangun … Nani mengecup
bibirku sambil berkata “Malam ini aku nginep di sini yaa, Dan ?!” ku
iyakan karena masih dua malam lagi aku menikmati kesendirianku sehingga
aku bisa dengan merdeka menikmati tubuh Nani sepuasku.
Kami kemudian mandi bersama dan di kamar mandi karena kami mandi sambil
bercumbu, batangku mengeras kembali sehingga di kamar mandi kembali ku
benamkan batang kemaluanku. Kusuruh Nani nungging berpegangan di bibir
bak dan ku susupkan batangku dari belakang. Tak kalah panasnya tapi
karena posisinya kurang nyaman sehingga kami tidak menggapai orgasme.
Kami lanjutkan acara mandi yang tertunda dan selesai mandi kami kembali
bercumbu di sofa ruang keluarga.
Dua malam kami bercumbu dan bersetubuh lagi dan lagi sampai akhirnya
tiba waktunya Nani harus pulang. Kami buat janji untuk bertemu dan
mengulangi perselingkuhan nikmat kami dan Nani sambut keinginanku karena
dia juga ketagihan dengan permainan mesra kami.
Selama 3 tahun kami jalani perselingkuhan, kadang kami bertemu di hotel,
menyewa bungalow bahkan kami pernah beberapa kali bersetubuh di tenda
saat kami melakukan kemping bersama.
Hubungan kami akhirnya putus dengan baik-baik karena kami sama-sama
menyadari bahwa anak-anak kami memerlukan perhatian penuh dari kami.
Usiaku saat memulai perselingkuhan dengannya sudah 43 tahun dan Nani
setahun lebih muda dariku.